Ratapku kepada leluhurku zaman silam, teriakku kepada nenek moyangku yang terdahulu
dimanakah engkau sekarang wahai pusat rahmat..?
dimanakah engkau sekarang wahai kaum yang mempunyai belas kasihan ..?
dimanakah engkau sekarang, wahai bendera kesopanan, wahai sumber kekuatan..?
dimanakah engkau sekarang, wahai keluarga yang peenuh ketinggian, pembela kaum tertindas, penolong manusia teraniyaya pada hari kesengsaraan..??
dimanakah engkau sekarang, wahai pahlawan yang gagah berani, wahai perwira dan kesatria, yang menegakkan keadilan, ummat yang memegang kejujuran, yang berani menyatakan kebenaran, yang mendirikan gedung ummat..?
dimanakah engkau sekarang, wahai sebaik-baiknya ummat yang dikeluarkan diantara ummat manusia, yang menjalankan tugas amar ma"ruf nahi mungkar..?
wahai tiddakah engkau melihat dari celah-celah kuburmu, apa yang menimpa angkatan setelah engkau, yang telah berbuat bencana atas keturunan engkau, dan merusakan taman sari yang engkau wariskan..??
mereka telah mengubah dan menjauhi pimpinan engkau yang semula mereka telah menyimpang dari jalan engkau yang lurus.
mereka telah sesat jalan karena meninggalkan jalan engkau, pecah berserakan menjadi beberapa golongan dan partai, sehingga mereka lemah merana, kesal tak tentu arah, hati mereka laksana terbakar karena duka nestapa.
mereka menjadi mangsa yang pasti ditelan oleh bangsa tak beriman
mereka tak sanggup membela walau telah berdarah-darah, darah pilu yang keluar dari lubang-lubang kehinaan, mempertahankan diri dari cengkraman ber hati binatang tak kuasa menolak serangan bangsa yang tak bertuhan
tiddakkan ada seseorang yang berteriak diantara fb yang bertebaran, dunia maya yang berseliweran, diatas mimbar yang kosong dan sunyi, di bawah desingan peluru para perwira islam garis depan, diatas podium kampus yang hampir musnah karena zinah, di televisi yang berdiri dari pagi hingga malam hari, di dalam sidang para pemimpin murtad, dan dibalik jeruji besi yang tertata rapi
guna menyampaikan kepada orang yang lupa, membangunkan orang yang tidur nyeyak, menunjukkan orang yang sudah tersesat jalan, agar mereka kembali kejalan yang benar
wahai ummat muhammad, wahai saudaraku hiduplah dan janganlah engkau mati ketika hidup karena pengecut berarti mati dan berani berarti hidup
--------------------------------------------------------------------------------------------
karya jamalluddin al afghani dengan sedikit perubahan (al- urwatul wutsqa hal. 167-170)
dimanakah engkau sekarang wahai pusat rahmat..?
dimanakah engkau sekarang wahai kaum yang mempunyai belas kasihan ..?
dimanakah engkau sekarang, wahai bendera kesopanan, wahai sumber kekuatan..?
dimanakah engkau sekarang, wahai keluarga yang peenuh ketinggian, pembela kaum tertindas, penolong manusia teraniyaya pada hari kesengsaraan..??
dimanakah engkau sekarang, wahai pahlawan yang gagah berani, wahai perwira dan kesatria, yang menegakkan keadilan, ummat yang memegang kejujuran, yang berani menyatakan kebenaran, yang mendirikan gedung ummat..?
dimanakah engkau sekarang, wahai sebaik-baiknya ummat yang dikeluarkan diantara ummat manusia, yang menjalankan tugas amar ma"ruf nahi mungkar..?
wahai tiddakah engkau melihat dari celah-celah kuburmu, apa yang menimpa angkatan setelah engkau, yang telah berbuat bencana atas keturunan engkau, dan merusakan taman sari yang engkau wariskan..??
mereka telah mengubah dan menjauhi pimpinan engkau yang semula mereka telah menyimpang dari jalan engkau yang lurus.
mereka telah sesat jalan karena meninggalkan jalan engkau, pecah berserakan menjadi beberapa golongan dan partai, sehingga mereka lemah merana, kesal tak tentu arah, hati mereka laksana terbakar karena duka nestapa.
mereka menjadi mangsa yang pasti ditelan oleh bangsa tak beriman
mereka tak sanggup membela walau telah berdarah-darah, darah pilu yang keluar dari lubang-lubang kehinaan, mempertahankan diri dari cengkraman ber hati binatang tak kuasa menolak serangan bangsa yang tak bertuhan
tiddakkan ada seseorang yang berteriak diantara fb yang bertebaran, dunia maya yang berseliweran, diatas mimbar yang kosong dan sunyi, di bawah desingan peluru para perwira islam garis depan, diatas podium kampus yang hampir musnah karena zinah, di televisi yang berdiri dari pagi hingga malam hari, di dalam sidang para pemimpin murtad, dan dibalik jeruji besi yang tertata rapi
guna menyampaikan kepada orang yang lupa, membangunkan orang yang tidur nyeyak, menunjukkan orang yang sudah tersesat jalan, agar mereka kembali kejalan yang benar
wahai ummat muhammad, wahai saudaraku hiduplah dan janganlah engkau mati ketika hidup karena pengecut berarti mati dan berani berarti hidup
--------------------------------------------------------------------------------------------
karya jamalluddin al afghani dengan sedikit perubahan (al- urwatul wutsqa hal. 167-170)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar